Demo Vertical Garden (Proses Pembuatan Garden Tower) di Agribusiness & Technology Park: Mahasiswa Universitas Pertahanan Pelajari Vertical Farming Bersama Departemen Arsitektur Lanskap IPB University
Demo Vertical Garden (Proses Pembuatan Garden Tower) di Agribusiness & Technology Park: Mahasiswa Universitas Pertahanan Pelajari Vertical Farming Bersama Departemen Arsitektur Lanskap IPB University
Bogor, 5 November 2024 – Agribusiness & Technology Park (ATP) IPB University hari ini menjadi saksi antusiasme mahasiswa Universitas Pertahanan dalam mengikuti demo Vertical Garden (Proses Pembuatan Garden Tower) yang diajarkan oleh tim teknis dari Garden Tower Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB University. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Dr. Akhmad Arifin Hadi, SP, MA, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap, yang menyampaikan pentingnya teknologi garden tower sebagai solusi pertanian urban yang efektif dan konvensional.
“Model garden tower ini sangat efektif dan konvensional bagi masyarakat. Hari ini calon petani muda sedang dilatih untuk mendukung program pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan,” ungkap Dr. Akhmad Arifin Hadi dalam sambutannya. Demo ini menjadi salah satu upaya Departemen Arsitektur Lanskap IPB University dalam memperkenalkan pertanian vertikal yang ramah ruang dan berbiaya terjangkau.
Program GT ini adalah program pengabdian Dept ARL Faperta IPB yang bekerjasama dengan USANA Foundation sejak tahun 2021 dan telah mendistribusikan kurang lebih 400 GT ke desa-desa dan KWT lingkar kampus IPB.
Metode yang diperkenalkan menggunakan polybag besar yang diatur sedemikian rupa sehingga terdapat rongga-rongga untuk menanam benih, memungkinkan tanaman tumbuh secara vertikal. Hal ini menjadikan model garden tower sangat cocok diterapkan di lahan sempit, seperti di halaman rumah atau ruang terbatas lainnya.
Zulkifli, salah satu peserta mahasiswa dari Universitas Pertahanan, turut memberikan testimoninya. “Pada saat ini saya sedang berada di tempat praktik pembuatan Garden Tower. Teknik ini cukup unik karena menggunakan polybag besar yang memiliki rongga untuk menanam benih. Ini adalah pengalaman baru bagi saya karena baru kali ini saya melihat metode partikel farming. Menurut saya, ini adalah strategi bagus untuk menghemat ruang, terutama di tempat-tempat sempit seperti halaman belakang atau depan rumah, karena garden tower ini tumbuh ke atas,” jelasnya.
Zulkifli juga mengapresiasi metode ini dari segi efektivitas dan biaya. “Saya cukup terkesan dengan efektivitasnya, biaya yang terjangkau, serta kemudahan dalam perawatan. Saya berharap agar metode seperti ini terus dikembangkan oleh rekan-rekan IPB agar dapat diakses oleh lebih banyak masyarakat sehingga semakin banyak orang yang tertarik untuk menanam,” tambahnya.
Demo tersebut mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk Rektor IPB University yang hadir untuk mengamati proses pelatihan. Diharapkan, metode garden tower ini dapat menjadi inspirasi dalam penerapan pertanian urban dan memberikan solusi praktis bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional.