Divisi Manajemen Lanskap (MALA)

Divisi Manajemen Lanskap (MALA)

Divisi Manajemen Lanskap (MALA) adalah kelompok dosen di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) yang memiliki keahlian dan perhatian dalam bidang pengelolaan lanskap. DivMaLa memiliki fungsi utama untuk mengembangkan dan memberikan pengajaran, melakukan penelitian, mengembangkan ilmu pengetahuan, serta mengelola sumber daya manusia sesuai dengan lingkup pengelolaan lanskap, khususnya lanskap tropis, guna mendukung pendidikan, praktik, dan ilmu arsitektur lanskap.

saat ini memiliki 5 (lima) anggota dengan kompetensi dan minat penelitian yang mencakup lanskap pertanian, pengelolaan lanskap, ekologi lanskap, lanskap budaya, pemodelan lanskap, lanskap perkotaan-pedesaan, serta administrasi lanskap.

Terdapat 6 (enam) mata kuliah yang ditawarkan dalam program sarjana, yaitu:

  1. Pengantar Ekologi Lanskap
  2. Konservasi Lanskap Budaya
  3. Pengelolaan Lanskap
  4. Administrasi Profesi Arsitektur Lanskap
  5. Lanskap Pertanian
  6. Pengelolaan Jasa Lanskap

Untuk program magister, terdapat 6 (enam) mata kuliah, yaitu:

  1. Interaksi Manusia dan Lanskap
  2. Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan
  3. Ekologi Lanskap
  4. Apresiasi dan Konservasi Lanskap Budaya
  5. Lanskap Perdesaan dan Pertanian
  6. Sistem Lanskap Perkotaan

Divisi Manajemen Lanskap (MALA) melakukan berbagai penelitian terkait ilmu lanskap, mulai dari pengelolaan ruang terbuka biru, kota yang tanggap air, pengembangan lanskap rendah karbon, habitat musim dingin untuk raptor migran, hingga penilaian dan pengelolaan lanskap budaya. Saat ini, Divisi Manajemen Lanskap (MALA) juga menjalin berbagai kerja sama dengan institusi nasional dan internasional, seperti Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor (Badan Perencanaan Tata Ruang), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Australia-Indonesia Centre (AIC), National Institute for Environmental Studies (NIES) Jepang, Institute for Global Environmental Studies (IGES) Jepang, Research Institute for Human and Nature (RIHN) Jepang, ETH Zurich Swiss, dan National University of Singapore (NUS).