Blog

WhatsApp Image 2025-07-02 at 15.02.50

Mahasiswa Arsitektur Lanskap IPB University Angkatan 58 Tawarkan Konsep Inovatif “Alunan Rinda” dalam Sayembara Arsitektur Nasional

Event

Mahasiswa Arsitektur Lanskap IPB University Angkatan 58 Tawarkan Konsep Inovatif “Alunan Rinda” dalam Sayembara Arsitektur Nasional

Bogor, November 2024 — Tiga mahasiswa dari Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB University angkatan 58 raih Juara 3, sukses mencuri perhatian dalam ajang sayembara arsitektur nasional bertajuk INTERSECTION: AR Implementation in Public Space yang diselenggarakan oleh Horizon Mulawarman bersama Himpunan Mahasiswa Arsitektur FT Universitas Mulawarman (HIMARSI UNMUL).

Mereka adalah Rico Agustiano (A4401211043), Hafiz Agam Hidayat (A4401211052), dan Dewanta Aufa Ahya Rochyanto (A4401211085), yang menggagas karya berjudul “Alunan Rinda”, sebuah konsep pembaruan alun-alun Kota Samarinda menjadi ruang publik yang inklusif, edukatif, dan berteknologi tinggi.

Mengangkat Isu Ruang Terbuka dan Teknologi Kota:

Melalui “Alunan Rinda”, ketiganya menyoroti pentingnya kehadiran ruang terbuka hijau (RTH) yang tidak hanya nyaman dan ramah untuk publik, tetapi juga mampu menjembatani masyarakat dengan teknologi masa kini. Konsep ini menjadi jawaban atas minimnya ruang kota yang mengintegrasikan kearifan lokal dan Augmented Reality (AR) sebagai media interaksi.

“Alunan Rinda bukan sekadar alun-alun dalam makna konvensional, tetapi menjadi ruang hidup yang aktif, penuh narasi, dan mampu mengedukasi masyarakat akan nilai budaya lokal dengan cara yang menyenangkan,” ungkap Rico Agustiano, mewakili tim.

Tiga Pilar Konsep “Alunan Rinda”:

  1. Ruang Lapang Terfragmentasi
    Desain ruang terbuka dengan pola fragmentasi yang fleksibel, memungkinkan pengunjung memilih area beraktivitas sesuai preferensi pribadi, baik untuk relaksasi, interaksi, hingga eksplorasi.
  2. Totem Manik Dayak sebagai Penanda Budaya
    Instalasi totem khas Dayak dihadirkan sebagai elemen ikonik yang membingkai Tugu Pesut — simbol kebanggaan Samarinda — sekaligus menjadi penguat identitas visual kawasan.
  3. AR sebagai Sarana Eksplorasi Naratif
    Pengunjung dapat memindai totem dengan perangkat pintar untuk mengakses konten AR interaktif berupa cerita daerah, misi visual, hingga permainan edukatif yang mendorong eksplorasi ruang. Teknologi ini diharapkan memantik rasa ingin tahu serta meningkatkan literasi budaya lokal, khususnya bagi generasi muda.

Dari Lanskap Menuju Kesadaran Kolektif:

Karya ini tidak hanya menjawab tantangan desain ruang kota, tetapi juga membawa pesan penting tentang transformasi lanskap menjadi alat pembangunan karakter masyarakat. Melalui pendekatan yang memadukan elemen ekologis, sosial, dan teknologi, “Alunan Rinda” menawarkan wajah baru Samarinda sebagai kota yang inklusif, cerdas, dan berbudaya.

Sayembara arsitektur INTERSECTION menjadi wadah bagi para mahasiswa arsitektur dan arsitektur lanskap dari seluruh Indonesia untuk mengaktualisasikan ide-ide progresif mereka. Ajang ini juga menjadi bukti bahwa generasi muda, seperti mahasiswa IPB University angkatan 58 ini, memiliki kontribusi nyata dalam merancang masa depan ruang kota.